Lantunan Lagu Pengamen Di Bus AKDP. Berisik dan Menghibur
Nyobamoto.com-Bro Sis…
Hari Minggu kemarin saya ada perlu ke kota Blitar. Sebagai biker (busyettt… 😀 ) seminggu yang lalu karena sudah pake motor, kali ini nyoba pingin santai dengan memilih angkutan umum. Untuk jarak ya lumayan. Total dari rumah di Singosari kurang lebih 100km. Karena sudah kangen angkutan umum, saya memilih naik bus jurusan Blitar dengan posisi start dari terminal Arjosari. Penumpang tidak banyak saat bis bergerak meninggalkan terminal Arjosari. Tapi ternyata begitu keluar dari pintu terminal, bisa masih berhenti dan terlihat kenek (kernét) mencari penumpang. Gundah episode pertama ini.
Setelah mendapat tambahan penumpang cukup signifikan, bus kembali berjalan mengarah ke Blitar melalui jl Raden Tumenggung Suryo – Rampal – Gadang. Sayang saya yang mulai tidak santai karena penumpang sudah penuh dan beberapa ada yang berdiri mulai sedikit terganggu dengan lantunan (lebih tepatnya gumam’an) dari seorang pengamen. Seorang ibu-ibu yang sudah sepuh (tua:red) memainkan kayu dengan gemerincing tutup botol ketika dipukul-pukulkan. Saya berusaha cuek karena asyik blog walking di android saya. Benar saja, beberapa saat kemudian hanya deru mesin bis dan teriakan kenek yang terdengar.
Sampai di pertigaan Kacuk penumpang semakin padat, dan pengamen juga berganti. Sengan suara yang “cukup” asala-asalan dia bernyanyi, yang sepertinya saya lebih hafal lirik lagu tersebut. Hadeeuuhh. Bis dengan cepat berhenti di perempatan Kepanjen, penumpang ada yang naik juga ada yang turun. Tapi pastinya ada juga pengamen yang naik. Terlihat berdandan sedikit mencolok dipadu dengan kaosnya yang berwarna kuning. Dari raut wajahnya saya perkirakan usia diantara 30 – 40 tahun. Sesaat bisa jalan, dia mulai menyampaikan salam dengan menggunakan audio system yang dia bawa. WOW…lumayan juga ibu pengamen ini. Lirik lagu yang dibawakan lumayan menghibur karena saya suka. Tapi penggunaan echo diluar kewajaran justru juga kurang enak didengar (telinga saya).
Entah ibu tadi dengan 2 lagu karaokenya turun dimana, yang jelas saat di Karangkates, ganti pengamen lagi. Hemmm…ini sudah di koordinir atau bagaimana ya? Kok bisa giliran terus macem begini 😀 Seorang laki-laki dengan gitar membawakn lagu-lagu lawas milik Panbers. Lagunya saya suka dan lumayan hafal, sayang dibawakan asal-asalan oleh pengamen tadi. Sehingga sepertinya saya sewot mendengar lagu-lagu ini. Saat masuk wilayah Kesamben, masuk lagi seorang pengamen dengan audio systemnya. Seorang pria yang mungkin berusia dibawah 40 tahunan. Dia membuka dengan salam dan tutr bahasanya yang sopan untuk kondisi diatas bis. Dia menyanyikan dua buah lagu yang kebetulan benar-benar enak dan syahdu ditelinga saya. Justru hanya dua lagu yang bisa saya nikmati. Tapi karena saya suka lagunya dan menyanyinya enak, tutur sapanya ke penonton dan kru bis bagus, saya tidak ragu untuk memberikan uang. Hemm…dia akhirnya turun.
Pengamen berikutnya naik di sekitar Wlingi sudah hambar di telinga saya. Selain lagunya juga cara membawakan yang relatif asal-asalan saja. Dari sini sampai saya turun sudah tidk ada lagi pengamen yang naik untuk membawakan lagu. Jujur saja ternyata memang ada beberapa pengamen yang mungkin kurang “jam terbangnya” dan ada pula yang sudah cukup lama di dunia hiburan sepintas ini. Sehingga telinga saya memang kadang merasa berisik terhadap pengamen yang asal-asalan. Sementara untuk pengamen yang bikin saya seneng tidak hanya saya ikut tersenyum dan ikut bernyanyi kecil, bahkan saya rela mengeluarkan uang untuk jerih payah dia menghibur.
So…bagaimanapun ini adalah perjalanan yang lama tidak saya lakukan.
Seringkali saya menggunakan motor juga membuat beberapa keterkejutan, termasuk tarif bus yang diluar perkiraan saya. Memang saya naik bus sendiri dan mandiri telah saya lakukan sejak tahun 1984. Tapi suasana yang jelas berbeda antara saat ini dengan saat itu. Pingin nyaman tanpa gangguan ya memang naik motor (karena biker 🙂 ). Tapi dalam kondisi tertentu saya akan mempertimbangkan menggunakan bis bila mungkin fisik kurang fit atau sehat, atau karena cuaca.
Yang jelas ada plus minusnya buat saya kemarin perjalanan menggunakan bus.
Bagaimana dengan kebiasaan sampean brosis?
Pict : ilustrasi from Google
Posted on 22 September 2014, in Opini and tagged berisik, lagu, lantang, lirik, merdu, pengamen, syahdu, terminal. Bookmark the permalink. 23 Komentar.
wah jalur bis surabaya-malang-blitar banyak pilihane mas,cari yang ber-AC donk 😛
Oalahhh…gak ngerti aq
Lha wong kait iku nge-biss 😦
gak kuat numpak bis,
aku mabuk’an 😦
Hehehe…
Wingi yo rodok mekso …
pokok ra sampek numplek mbah
http://wongserut.wordpress.com/2014/09/23/timnas-u-23-mengalami-kekalahan-telak-dari-thailand/
Tapi gak ono seng keri meneh to,om?? Hahaha….acara ambil PB, ninggal protector 😆
http://potretbikers.com/2014/09/23/navitel-85-terinstal-di-sony-xperia-c-ngelock-satelitnya-cepat-bingits/
Hehehe…
Gak onok sing keri wisan…
numpak bis pake protektor trusan 😛
Haahaa…bisa jadi 😉
tiap sore, diangkot juga banyak pengamen ada yang keren lagunya ..ada yg cuma asal2 aja nyanyinya
Iyaa…betul itu…
Yang Bener² nyanyi dan enak didengar…pasti ikhlas kok kita ngasi
Tapi yang asal…entah kok malah kadang (saya) dongkol 😦
yen naik dari kediri surabaya/sebaliknya pengamen e jarang banget,,sekali jalan paling cuma 2x.turun di kertosono ma mojokerto aja…hehehehehehe
lebih suka yang lagunya syahdu..entah lagu jaya/pop/dangdut…
Walahhh…
Enak ancéné…atau bis patas malah tenang 😀
Yen patas sepi bang…penumpang malah pada tidur,,jadi yen sampek ikut tidur, kenek lupa triak…bisa ilang…hehehehhehe
Hahaha…
Aq wingi nang Blitar aé ke-bablasan kok 😀
sekarang udah jarang naek bis,,,,yo iku,wegah karo pengamene!!!
Lha numpak opo Sam?
Angkot tah? 😀
misi om, seikhlasnya om..
Wah…pengamén elit iki 😀
pengamen juga ada teritorialnya masing-masing, kalo merebut daerah orang juga bisa ribut
#katanya sie 🙂
Iyaaa…
Pernah dengar memang begitu 🙂
Bis arjosari blitar rodok payah mbah, sing kon munggah sing adoh disek, panjen karang kates kon ngadeg
Walahhh…mosok ngono
Podo mbayare…yo lungguh ae
Kecuali ancen wis kebek…